Selasa, 04 Desember 2012

Filsafat, Agama dan Bagaimana Saya Percaya Akan Tuhan.


            Dalam kuliah umum humanistic kemarin, Ibu Saras Dewi sebagai guest lecturer  memberikan mata kuliah yang sangat menarik bagi saya. Mata kuliah yang disampaikan adalah tentang Filsafat & Agama. Dari judulnya saja sudah dapat terbayang apa yang akan dibahas untuk kuliah hari itu. Sejak awal saya memang sudah sangat tertarik dengan kuliah ini, dan benar saja, kuliah ini memang sangat menarik. Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan dari mata kuliah yang disampaikan oleh Ibu Saras Dewi.
            Ada beberapa point yang sangat saya setujui dari mata kuliah kemarin, yaitu tentang bagaimana beragama dengan menggunakan akal. Di dalam filsafat, dimana setiap orang dituntut untuk terus bertanya dan bertanya serta bersikap kritis, sedangkan agama merupakan sebuah doktrin yang memaksa dengan doktrinnya yang sangat kuat. Dari kedua hal ini, terdapat kontradiksi yang sangat kuat, namun di dalam Islam, agama yang saya yakini, memang manusia diperintahkan untuk beribadah dengan ilmu, dan bukan sekedar “ikut-ikutan”.

Memang, terkadang ada beberapa hal di dalam agama yang tidak dapat terpikirkan dan terjawab oleh akal pikir manusia, namun bukan berarti bahwa manusia tidak boleh menggunakan akal dan harus membunuh akalnya dalam beragama. Seperti halnya yang diyakini oleh Rene Descrates, bahwa Tuhan menciptakan akal untuk manusia, karena Tuhan ingin hambaNya berpikir dan mengetahui tentang Tuhannya. Saya pernah membaca sebuah buku, dan saya menemukan hal menarik di buku tersebut. Diilustrusikan dengan gambar di dalam buku tersebut, terdapat segerombolan iblis yang mencoba menggoda manusia. Dari segerombolan iblis tersebut, terdapat seorang raja, yang mengatakan bahwa iblis yang dapat menggoda orang yang berilmu, berarti dialah yang terhebat. Salah satu iblis pun merasa bingung, lalu bertanya, mengapa yang terhebat adalah yang bisa menggoda manusia yang berilmu, bukan menggoda ahli ibadah? Lalu raja iblis pun menjawab, bahwa orang yang beribadah dengan ilmu lebih sulit digoda karena mereka beribadah dengan akal dan ilmu, bukan hanya karena sekedar perintah dan “ikut-ikutan”. Kisah ini sangat menarik menurut saya, karena ibadah dan beragama dengan ilmu memanglah sebuah hal yang tidak dapat dipisahkan.
Pada abad pertengahan, Beotiuos dihukum mati oleh kaum agamis karena dianggap sesat dengan mempertanyakan firman Tuhan. Pada abad tersebut, pengaruh agama sebagai sebuah doktrin memanglah sangat kental terasa. Bagi siapapun yang mempertanyakan firman Tuhan akan dianggap sesat dan dihukum mati. Sampai pada akhirnya Thomas Aquinas melestarikan dan menyesuaikan filsafat dan pemahaman agama.
Sebagai seorang muslim, saya sangat meyakini keberadaan Tuhan saya, yaitu Allah SWT. Jika terdapat pertanyaan “bagaimana dan mengapa kamu percaya kepada Tuhan?”, maka jawabannya menurut saya sangat simple. Saya meyakini dan percaya dengan Tuhan karena hati saya mengatakan begitu. Tentu saja mempercayai Tuhan bukan hanya dengan hati, namun juga dengan akal dan pikiran. Saya mempercayai Tuhan dengan meyakini bahwa Tuhan selalu hadir dalam kehidupan saya. Cara saya bahwa saya mempercayai dan mengimani adanya Tuhan yaitu dengan melaksanakan segala perintahnya dalam beribadah, dan menjauhi segala larangannya. Tidak berhenti disitu, saya pun sering bertanya mengapa di dalam agama saya, saya harus melakukan ini dan tidak boleh melakukan itu? Dan secara logikan pun, saya selalu menemukan jawaban dari setiap pertanyaan saya. Contohnya, selama ini saya selalu bertanya mengapa seorang muslim harus melakukan ibadah salat? Di dalam Al-Qur’an (kitab agama islam) dijelaskan bahwa salat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. Awalnya saya masih merasa jawaban ini masih belum menjawab pertanyaan saya. Berpikir dan terus berpikir untuk menemukan jawaban, sampai akhirnya pun saya memang merasakan apa yang tertulis di dalam Al-Qur’an. Ketika saya ingin melakukan suatu hal yang melanggar aturan agama, saya merasa seperti ada suara di dalam kepala saya yang mengatakan bahwa saya tidak boleh melakukan hal tersebut. Hati saya pun tiba-tiba merasa takut karena saya tahu Tuhan tidak tidur dan selalu melihat apa yang saya lakukan. Ternyata, ibadah salat yang selama ini dilakukan pun memang benar-benar menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar, jika dilakukan dengan khusyu, ikhlas dan sepenuh hati. Selain itu, ternyata menurut ilmu kedokteran, ibadah salat pun sangat berguna bagi tubuh karena gerakan-gerakan di dalam salat dapat menyehatkan. Dengan menggunakan ilmu dan akal, ternyata saya dapat menemukan jawaban, bahwa perintah untuk melakukan ibadah (salat salah satunya) dan menjauhi segala yang dilarang ternyata dapat diterima secara logika dan memiliki alasan yang logis. Salah satu lagi bukti bahwa agama selalu memberi ruang bagi umatnya untuk mengunakan akal.
Saya mempercayai dan mengimani adanya Tuhan serta beribadah kepada Tuhan karena kebutuhan saya sebagai seorang manusia yang lemah. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Saras Dewi dalam kuliahnya, bahwa manusia beragama karena beberapa alasan. Salah satu alasan adalah karena dengan beragama, manusia dapat menanggung kesengsaraan dalam menjalani hidup dan dengan ibadah dan beragama manusia dapat mencapai kebahagiaan abadi di dalam surga. Itu pun alasan saya mengapa saya mengimani adanya Tuhan dan beribadah kepada Tuhan. Dengan percaya dan beriman kepada Tuhan, saya memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan masalah di dalam hidup.
            Kekuatan untuk menghadapi masalah di dalam hidup pun didapat dari keberadaan Tuhan yang selalu dekat dengan saya. Saya percaya bahwa Tuhan saya, yaitu Allah selalu dekat dengan saya. Seperti yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur’an yang saya imani, bahwa Tuhan berada dekat dengan umatnya, bahkan lebih dekat dari urat leher. Keberadaan Tuhan memang tidak nampak di depan mata, namun keberadaan Tuhan dapat dirasakan dengan hati bagi siapapun yang percaya.
           Itulah bagaimana cara saya percaya akan keberadaan Tuhan. Yaitu, merasakan keveradaan Tuhan dengan hati.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar